PANGKEP, ALMAKASSARI.ORG - Pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke-12 Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulsel di Pondok Pesantren Darul
Mukhlisin, Padang Lampe, Ma’rang, Pangkep, dijadwalkan dibuka Jumat
(29/3) malam.
Ketua Tanfidz NU Makassar KH Abd Kadir Ahmad, Pemilik Yayasan UIM Makassar KH Iskandar Idi, KH Alwi Nawawi, Ketua PWNU Sulsel KH Zein Irwanto disebut-sebut akan maju calon ketua PWNU periode selanjutnya.
"Sayangnya nama-nama itu sebahagian besar asing ditelinga dan mata publik NU di Sulsel. Mereka muncul tiba-tiba. Selama ini, mereka tidak pernah didengar bekerja untuk melayani jamaah NU di Sulsel. Mereka tak punya rekam jejak yang benar-benar mengabdikan diri untuk mengurus jamaah NU," kata tokoh pemuda NU Sulsel Abdul Karim, kepada Tribun di Kantor LAPAR, Jl Toddoppuli, Makassar, Jumat (29/3).
Abdul Karim, mengimbau jamaah NU untuk tidak memilih calon ketua titipan politisi lokal. Menurut Karim, jika jamaah NU memilih calon ketua yang dimksud maka sama halnya menjual harga diri PWNU.
"Jamaah NU jangan memilih calon ketua tanfidz titipan atau pesanan dari penguasa ataupun elit politik lokal. Bila itu terjadi, maka harga diri NU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan akan hilang," Karim menambahkan.
Tak hanya Karim menyampaikan kritik, jelang pembukaan Muswil PWNU ini, nama Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang tiba-tiba jadi jadi sorotan dalam diskusi generasi muda dan tokoh NU di Warkop Kopinu, Jl Landak Baru, Makassar, kemarin.
Namun kemunculan nama mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel itu bukan sebagai kandidat ketua. Kehadiran suami Rektor UIM Makassar Majdah AN itu di wacana muswil justeru karena dituding diam-diam menyokong salah seorang kandidat.
Pengurus tanfidz NU Makassar, Nasran Mone mengungkap, Agus telah mengumpulkan ketua-ketua cabang NU di sebuah hotel tak berbintang di Makassar untuk mendukung salah satu kandidat.
Nasran yang juga legislator Golkar DPRD Kota Makassar ini menuding Agus Arifin Nu'mang sudah mulai menciptakan dikotomi buat kader NU dan langkah Agus tersebut buruk untuk NU dan untuk pemerintahan ke depan.
"ituasi ini sangat memperihatinkan, ini akan menghancurkan NU sebagai institusi sosial keagamaan. Karena itu, kedepan figur yang harusnya memimpin NU Sulsel adalah figur yang punya trackrecord mengurus jamaah NU. Selain itu,
NU harus menjauhkan pilihannya pada figur yg selama ini hanya rajin berdoa untuk penguasa, tetapi jarang berdoa dan bertindak untuk jemaah NU. Selama ini sejumlah tokoh NU di Sulsel begitu rajin mengabdi pada penguasa, tapi tak pernah kelihatan mengabdi untuk jamaah NU di Sulsel. Padahal, ribuan jamaah NU di Sulsel perlu dilayani," jelas Karim.
Ketua Tanfidz NU Makassar KH Abd Kadir Ahmad, Pemilik Yayasan UIM Makassar KH Iskandar Idi, KH Alwi Nawawi, Ketua PWNU Sulsel KH Zein Irwanto disebut-sebut akan maju calon ketua PWNU periode selanjutnya.
"Sayangnya nama-nama itu sebahagian besar asing ditelinga dan mata publik NU di Sulsel. Mereka muncul tiba-tiba. Selama ini, mereka tidak pernah didengar bekerja untuk melayani jamaah NU di Sulsel. Mereka tak punya rekam jejak yang benar-benar mengabdikan diri untuk mengurus jamaah NU," kata tokoh pemuda NU Sulsel Abdul Karim, kepada Tribun di Kantor LAPAR, Jl Toddoppuli, Makassar, Jumat (29/3).
Abdul Karim, mengimbau jamaah NU untuk tidak memilih calon ketua titipan politisi lokal. Menurut Karim, jika jamaah NU memilih calon ketua yang dimksud maka sama halnya menjual harga diri PWNU.
"Jamaah NU jangan memilih calon ketua tanfidz titipan atau pesanan dari penguasa ataupun elit politik lokal. Bila itu terjadi, maka harga diri NU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan akan hilang," Karim menambahkan.
Tak hanya Karim menyampaikan kritik, jelang pembukaan Muswil PWNU ini, nama Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang tiba-tiba jadi jadi sorotan dalam diskusi generasi muda dan tokoh NU di Warkop Kopinu, Jl Landak Baru, Makassar, kemarin.
Namun kemunculan nama mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel itu bukan sebagai kandidat ketua. Kehadiran suami Rektor UIM Makassar Majdah AN itu di wacana muswil justeru karena dituding diam-diam menyokong salah seorang kandidat.
Pengurus tanfidz NU Makassar, Nasran Mone mengungkap, Agus telah mengumpulkan ketua-ketua cabang NU di sebuah hotel tak berbintang di Makassar untuk mendukung salah satu kandidat.
Nasran yang juga legislator Golkar DPRD Kota Makassar ini menuding Agus Arifin Nu'mang sudah mulai menciptakan dikotomi buat kader NU dan langkah Agus tersebut buruk untuk NU dan untuk pemerintahan ke depan.
"ituasi ini sangat memperihatinkan, ini akan menghancurkan NU sebagai institusi sosial keagamaan. Karena itu, kedepan figur yang harusnya memimpin NU Sulsel adalah figur yang punya trackrecord mengurus jamaah NU. Selain itu,
NU harus menjauhkan pilihannya pada figur yg selama ini hanya rajin berdoa untuk penguasa, tetapi jarang berdoa dan bertindak untuk jemaah NU. Selama ini sejumlah tokoh NU di Sulsel begitu rajin mengabdi pada penguasa, tapi tak pernah kelihatan mengabdi untuk jamaah NU di Sulsel. Padahal, ribuan jamaah NU di Sulsel perlu dilayani," jelas Karim.
Penulis : Ilham / Tribun Timur
Editor : Muh. Taufik
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !